Persona

So many things happened in the last few months, yang aku tidak mengira bahwa waktu itu akhirnya akan datang. Sesuatu yang beberapa waktu lalu aku pikir akan menyenangkan, tapi ternyata aku belum siap. I'm 25 now, yet still feel like a child. Ketika ada orang yang mengatakan bahwa aku dewasa, aku hanya bisa tertawa. Hah, mereka tidak melihat bagaimana aku di rumah atau saat aku sendiri. Mungkin yang mereka lihat adalah wajah karirku (?). Bukan magerannya, bukan pencilakannya, bukan manjanya. Ada juga yang bilang bahwa aku seperti anaknya, yang berusia 8 tahun haha. Maybe that's true?
Ternyata menjadi dewasa itu membingungkan. Bagaimana menyelaraskan antara keinginan, kebutuhan, dan prinsip. Tidak hanya pribadi, tapi juga orang di sekitar. Aku sering mempertanyakan keputusanku. Am I wrong? Am I regret it? Maybe one day I'll know the answer. Tapi keputusan yang aku buat sungguh sudah aku pikirkan sebaik mungkin dengan kapasitas pemahamanku saat ini. Mungkin jika aku akhirnya salah, ya aku bisa ambil pelajarannya. Life must go on, right?
Dan menjadi dewasa itu ternyata berat, berat untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, keluarga, dan yang terpenting diri sendiri. Aku menilai diriku sendiri 20/100 dari sosok Zahra dewasa yang aku harapkan. Masih jauh dari standar untuk memulai life stage selanjutnya. Dan itu yang membuat aku merasa belum siap. Tapi sesungguhnya aku masih merasa muda. Masih banyak hal yang bisa aku coba dan lakukan. Cuma prejudice dari orang lain yang membuatku kembali merenung, ah apa iya aku sudah tua? Aku tidak bisa menjadi aku yang utuh dahulu sebelum memulai yang lain? Apa benar tidak akan ada kata siap jika tidak dipaksa? Apa aku harus menurunkan ekspektasi dan standar? Aku rasa selama aku bisa mempertanggungjawabkan pilihanku dan konsekuensinya, itu nggak masalah. Hal lain akan mengikuti. Jika memang itu bukan untukku, sebesar apapun aku berusaha itu tidak akan datang kepadaku. Tetapi jika itu memang untukku, maka ia akan datang sendirinya.
Share: