Jangan berharap!
Jangan pernah berharap!
Jangan coba-coba untuk berharap!
Kau pernah berharap?
Ah, biar aku saja yang menjawab. Pasti semua orang pernah berharap.
Entah pada suatu ujian, suatu keajaiban, atau pada seseorang.
Kau pasti pernah berharap pada nilai ujianmu. Berharap mendapat nilai yang baik, bahkan ketika kita tidak bersusah payah belajar. Berharap jawabanmu 'berubah' menjadi benar, atau berharap guru yang mengoreksi ujianmu mengantuk, atau bahkan berharap alat pengoreksi LJK jawabannya menjadi seperti jawabanmu.
Atau kau berharap semoga barangmu yang hilang tiba-tiba ada di depanmu ketika kau membuka mata. Berharap panas terik di musim penghujan ataupun sebaliknya. Berharap gurumu lupa bahwa ada ulangan hari ini.
Bagaimana rasanya berharap? Resah? Bingung? Galau? Atau justru senang?
Ah, orang bilang, Jangan pernah berharap kalau nggak siap dikecewakan. Is it true?
Ya, tentu saja. Berharap itu butuh hati yang besar. Bersiaplah untuk digantung, bisa bahagia atau kecewa. Itu hal lumrah bukan? Kebanyakan orang merasa kecewa ketika dikecewakan. Padahal justru itu kan, esensi berharap. Menganggap orang yang mengecewakannya itu sebagai PHP. Pemberi Harapan Palsu.
Tahukah, berharap pada seseorang itu menyakitkan. Kita sibuk memikirkan kemungkinan yang ada dan mengangan-angankan hal yang kita inginkan. Kata Shinichi, Mengira-ngira itu lebih melelahkan daripada mencari tahu. Begitu kenyataan tidak sesuai dengan harapan dan kira-kira, apa yang kau rasakan? Berharap itu menyakitkan, bukan?
Satu lagi pesanku. Jangan pernah terlalu berharap pada apapun dan siapapun. Karena pada dasarnya, yang 'terlalu' itu memang nggak baik.
0 komentar:
Posting Komentar