Habis iseng-iseng buka LinkedIn karena selalu diingetin di email sekalian ganti password, dan waw aku tercengang. Tau sih kalo LinkedIn itu wadah untuk menunjukkan kemampuan diri. Tapi untuk aku yang biasa aja ini sangat membuat jiper ternyata. Teman-temanku yang literally bareng sekolah/kuliahnya, udah punya banyak hal yang bisa dibanggakan. Awardee suatu beasiswa, atau speaker dimana, atau paper-nya published dimana. Keren sih, keren π
Lalu apa yang sudah kucapai? Nyoba scholarship gagal mulu di tahap-tahap akhir. Penelitian mau diajuin buat konferensi eh dibatalin sama dosbing. Tapi sebenernya aku bukan yang minder gitu karena belum punya apa-apa. Cuma kayak wondering sebenernya bakat dan potensi terbesarku itu apa. Being an average is sucks. Aku merasa oke dengan aku yang sekarang tapi apa tidak ada yang bisa kubanggakan?
Aku melihat teman-temanku dan kesibukan mereka. Mengamati mereka satu persatu lalu membayangkan apabila aku menjadi mereka, apa aku akan bahagia? Aku akan bekerja sekeras mereka? Tergantung, apakah aku benar-benar menginginkannya. Hmmm... Sayangnya kebanyakan tidak. Aku rasa aku akan tidak bahagia jika itu bukan hal yang kuinginkan walau itu 'baik'. Aku sungguh menjaga diriku agar tidak merasa tertekan dan bisa lebih bahagia. Entahlah, kehidupan yang ramai ini sering membuat perasaan ikut ramai.
Untuk sekarang, jika ditanya mau jadi apa besok, aku masih belum tahu. Biarkan diriku mencari jati dirinya. Tapi aku punya tujuan hidup, tinggal jauh dari perkotaan (sangat ingin ke Bantul bagian Sewon) lalu setiap sore ngajar ngaji di TPQ. Kalau bisa berkebun sendiri pasti juga asyik. Mungkin jadi penulis? Tidak perlu banyak keluar rumah, tapi sebenarnya juga bisa berkelana saat mencari ide. It will be a perfect life.