Siapa yang bilang sakit hati lebih sakit pasti belum pernah merasakan sakit gigi bungsu. Kalau sakit hati, at least masih bisa jajan dan makan enak. Tidur juga masih bisa. Tapi kalau sakit gigi? Astaghfirullah.
Berawal di bulan September 2024 gigi belakangku terasa sakit. Dan aku sering merasakan sakit kepala berkelanjutan. Kalau baca-baca sih sakit gigi bisa menyebabkan sakit kepala juga. Aku nggak tau apakah bolong atau nggak. Seingetku cuma pernah tambal gigi sekali dulu banget waktu SMA dan dokternya bilamg lubangnya mah kecil. Cuma aku sudah merasa ini pasti gigi bungsu, entah tumbuh entah bolong. Lalu pergilah aku ke dokter gigi. Dicek tidak ada gigi yang lubang, kemungkinan besar gigi bungsuku yang sedang tumbuh. Cuma gigi ini tuh udah 2 tahunan tumbuhnya niat nggak niat alias cuma muncul crown nya separuh. Aku juga cukup terganggu karenq dia seperti membentuk cekungan dan makanan sering nyelip. Lalu dirujuklah ke dokter bedah mulut. Funfact, diantara pilihan rumah sakit, sudah diberi peringatan sama kliniknya kalau RS Sentra Medika ngantrinya 2 tahun untuk Sp.BM. Akhirnya aku memilih RS Annisa yang Sp.BM nya baru ada.
Untuk kunjungan pertama ke RS Annisa ternyata juga harus waiting list 1 bulan hahaha. Bulan Oktober aku bertemu dokternya, lalu disuruhlah rontgen gigi. Cuma di RS Annisa nggak ada, dipersilakan ke RS lain atau ke RSUD kalau mau gratis. Oiya disclaimer, ini aku menggunakan BPJS ya, jadi harus dari Faskes 1 lalu dirujuk ke Faskes 2 RS Annisa ini.
Aku rontgen di RS FMC langgananku (sayang tidak ada Sp.BM). Hal mengejutkan dari hasil rontgen adalah gigiku kurang satu wkwkwkw. Jujur siapa sih yang ngitungin giginya sendiri ada berapa. Pokoknya itu bikin hah heh hoh dan aku berkali-kali ngitungin gigiku sendiri. Dan memang benar ruas kanan dan kiriku nggak sama jumlahnya. Kembali ke gigi bungsu, ternyata 4 gigi bungsuku impaksi, namun dengan keparahan yang berbeda. 2 yang atas impaksi tapi masih tidak mengganggu yang lain. 2 yang bawah menabrak gigi depannya. Tapi yang menggangguku kiri bawah. Aku bawalah hasil itu ke dokter Sp.BM di kunjungan kedua. Lalu aku dirujuk untuk cek lab, rontgent thorax, lalu konsul ke dokter penyakit dalam.
Kunjungan ketiga aku membawa hasil itu ke Sp.BM dan menyatakan aku bisa operasi cabut gigi bungsu. Dijadwalkanlah tanggal 9 Desember (sekitar 1 bulan setelah kunjungan ketiga ini). Lalu duar, keluarlah jadwal tes CPNS tanggal 9 Desember juga wkwkwkwkwk. Buru-buru reschedule ke RS tapi ternyata nggak bisa. Harus ketemu dokter lagi dulu. Rasanya kesel mau nangis. Posisi sakit gigi, ngantri operasinya lama, harus ngurus dari faskes 1 lagi juga karena masa rujukan abis, plus belum belajar tes CPNS lagi. Hah itu rasanya campur aduk. Yaudahlah berserah kepada Allah, kita tes dulu aja, lalu buat rujukan kemudian.
Tanggal 9 Desember sepulang tes, aku ke klinik lagi untuk buat rujukan ke RS. Ternyata oh ternyata, di RS nggak bisa daftar pakai online lagi. Jadi harus datang ke RS nya, karena kuotanya sedikit sehingga RS langsung plotting jadwalnya. Dapatlah aku jadwal tanggal berapa? Yak 20 Januari 2025. 1,5 bulan wak untuk dapat ketemu dokternya lagi. Ya sudahlah ya, mari kita selesaikan sampai tuntas saja masalah pergigian ini. Tanggal 20 Januari, ketemu dokter membawa berkas yang sebelumnya, alhamdulillah langsung dikasih jadwal operasi, yaitu tanggal 14 Februari. Lumayanlah 3 minggu, sebelum puasa lagi. Aku berdoa semoga tidak ada halangan lain lagi.
14 Februari jam 8 pagi, aku datang ke RS untuk pendaftaran lalu pulang lagi. Jadwal operasiku setelah jumatan. Jam 1 siang aku mask ke ruang dokternya dan operasi disitu. Awalnya gusiku disuntik bius lalu disemprot bius juga. Lalu mulailah proyek ini mulai dari ngebor, nyabut dan lain-lain. Yang cukup buat panik adalah gigiku ini susah banget dicabut. Udah dibor nih sama dokternya, waktu udah dijepit mau ditarik nggak bisa. Udah dioglek-oglek juga nggak bisa. Pokoknya sampai 5x tuh bolak balik sampe pake tang juga. Walaupun sudah dibius tapi masih berasa sakitnya. Apalagi waktu dibor, rasanya akar giginya semakin menghujam ke gusi. Tapi akhirnya berhasil dicabut juga gigi yang berlumuran darah itu. Jujur ini pertama kali aku melihat darah yang banyak berasal dari diriku sendiri. Cukup shocking yah. Lalu ditutup dengan menjahit gusi belakang dan bawah. Operasi selesai sekirar 1 jam. Aku diberi kasa untuk digigit dan kasa ganti untuk hari itu.
![]() |
Setelah operasi, masih gigit kasa |
Pengalaman cabut gigi bungsu ini adalah pengalaman cabut gigi apapun yang pertama. Aku nggak tau apakah cabut gigi biasa emang seheboh ini. Darah yang di kasa beneran banyak banget dan sampai yang hitam gitu padahal aku ganti 1 jam sekali. Setiap meludah isinya darah. Dan bengkaknya juga lumayan ya wak. Kalau sakitnya nggak sesakit itu sih, kayak sakit gigi biasa dan keluarnya nggak setiap saat.
![]() |
H+2 udah main ke Kebun Raya Cibodas |
Satu minggu kemudian, aku datang untuk kontrol dan lepas jahitan. Posisi gigi masih agak sakit namun bengkak sudah jauh berkurang. Begitulah pengalamanku cabut gigi bungsu dengan BPJS. Kuncinya cuma satu, sabar.
Bye!
Ya Allah Zah, alhamdulillah udah tuntas yaa struggle nya
BalasHapusBelum wen, masih sakit sampe sekarang wkwkw
BalasHapus