Bukan Cinta Biasa

     Entah sejak kapan kabar itu beredar. Setauku, ketika ia membuka twitter, tau-tau udah ramai dengan 'curahan hati' teman-temanku itu. Tak laki-laki, tak perempuan. Ada apa sih sebenernya? Ah, tak apalah. Ini sekaligus membuka kesempatan untuk ikut mencurahkan sedikit hal yang mengganjal tentang sekolahku itu.

     Ah ya, aku ingat. Aku sempat membaca salah satu status temanku dari kelas Abu Bakar yang seluruhnya berisi anak laki-laki. Sepertinya kelas mereka sedang ada masalah dengan guru-guru. Dan barusan tadi pagi aku mendengar sedikit 'sapa pagi' dari teman sekelas yang katanya guru BP tak mau masuk kelas Abu Bakar. 'Kenapa sih? Ada apa sih dengan sekolahku?' batinku.
~ ~ ~
     Namaku Andien Khairunnisa. Aku bersekolah di salah satu sekolah islam swasta di Kota Semarang. Sekolah yang menerapkan sistem fullday school sehingga aku tak pernah sempat bermain lagi dengan tetangga. Sebenarnya aku sedikit terpaksa untuk sekolah disana. Aku sudah bercita-cita untuk masuk sekolah negri yang katanya banyak prestasi di mancanegara itu. Aku juga tertarik dengan Paskibranya karena aku ingin menjadi salah satu Paskibraka di Istana Merdeka. Namun orangtuaku menginginkanku untuk bersekolah di SMP berbasis islam melihat polah tingkahku yang lumayan tomboy itu.
     Dan seiringnya waktu, ternyata aku mulai betah dan mencintai sekolahku ini. Tak terasa sudah 2,5 tahun aku dibesarkan disini. Dan beberapa bulan lagi aku dan teman-temanku harus meninggalkan sekolah ini. 
~ ~ ~
     It's Just a Letter from Our Hearts 
     Dear, our beloved..
     Perkenalkan, kami sekumpulan anak dari angkatan 5. Yah, sebentar lagi kami akan lulus. Betapa campur aduknya perasaan kami. Sedih, sekaligus senang. Sedih, karena kami harus meninggalkan sekolah yang kami cintai ini. Tapi juga senang, kami akan membawa dan mengibarkan panji-panji islam di sekolah lanjutan kami.
     Namun, di penghujung tahun kami, dapatkah kalian, guru-guru kami, tetap bersama kami, mendampingi kami, sampai hari kelulusan nanti? Kami masih butuh bimbingan kalian, masih butuh kasih sayang kalian. Tapi kenapa, akhir-akhir ini, kalian seperti menghindari kami?
     Yah, ini hanya sepucuk surat dari kami. Terimakasih untuk kasih sayang kalian selama ini. Maaf, karena kami tak seperti harapan kalian. Kami rindu kalian :)
~ ~ ~
     Astaga, apa yang telah aku lakukan?! Baru tadi siang aku memposting tulisanku di blog, sekarang mereka sudah ramai membicarakannya. Ini bencana besar!
     " Setuju deh sama kamu @NdienNtik "
     " @NdienNtik Aku juga ngerasa gitu sih.. :( "
     " Kapan ya kita bisa disayang? u,u.. "
     dan banyak lagi..
     Aku hanya no comment dan tak membalas komentar mereka. Aku tau ini bukan sesuatu yang baik.
~ ~ ~
     Aku masuk sekolah dengan ogah-ogahan. Pasti masih membicarakan tentang hal itu. Bodoh sekali aku, harusnya kemarin tulisan itu langsung aku hapus.
     "Oy, tahsinnya digabung yang perempuan.. Yok ke perpus!" seru Nadine, ketua kelas kami. Oh tidak, firasat buruk itu..
     Saat kami sudah kumpul di perpustakaan, salah satu guru kami masuk.
     "Yak, disini ustadzah mau tanya, kalian itu, angkatan 5, kenapa sih?" tanya Usth. Lia. Tidak ada yang menjawab.
     "Sebenernya ustadzah mau klarifikasi, mau njelasin dan mau tau, mau kesini sama Ustadzah Ana dan Ustadzah Aini. Tapi mereka tanya, apa yang harus di klarifikasi? Memang begitu kan adanya. Yah, memang sih nggak ada yang harus di klarifikasi. Cuma kayaknya kalian memang butuh penjelasan. Jadilah Ustadzah sendirian berdiri sendiri." Masih hening.
     "Kalian tu sebenernya kenapa? Bilang kalian tidak disayang lah, dibeda-bedainlah, dibanding-bandinginlah. Siapa yang bilang begitu? Ustadzah juga mbaca tulisan blogmu, Andien!" Aku menengadah sedikit lalu kembali menunduk.
     "Menurut kalian, pantes nggak, kalian yang udah bersama-sama dengan kami selama 3 tahun, selama itu.. kalian masih sama dengan mereka yang baru masuk satu tahun ini? Pantes nggak? Pantes nggak kalo ustadzah lebih marah dengan kalian ketika kalian melanggar peraturan, dibanding anak kelas 7 yang baru pertama kali masuk. Mbak, yang bikin kita sakit itu, tiga tahunnya itu lho. Kalian udah tiga tahun mbak, udah mau lulus.. Kalian masih ngelanggar peraturan, masih pacaran, apa kalian pantes dibilang kakak kelas? Kita, tim kesiswaan udah sabar, lebih tepatnya nyerah buat ngadepin kalian.
     Bahkan Ustadzah Aini, masih mbela-mbela kalian. Ketika kalian akan dihukum, diskors, ia bilang, mereka udah kelas sembilan, Li. Mereka jangan diskors. Kasian mereka.. Ustadzah jelas marah dong. Kalian yang udah mbuat kami sakit, masih dibela terus. Katanya, Aku sayang mereka, Li. Aku sayang mereka..
     Dan sekarang, kalian bilang kalau kami nggak sayang kalian. Kalian harus tau, walau kami dikecewakan terus dan terus, tapi kasih sayang kami juga terus dan terus.."
     Kami semua masih menunduk, beberapa juga tampak menangis. Ya Allah, apa yang telah kami lakukan? Kami salah ya Allah.. Kami salah mengartikan cinta mereka. Kami telah membuat mereka begitu sakit. Kami sadar, kami tak berhak berkata seperti itu. Cinta kalian sungguh luar biasa. Maafkan kami..

NB : Berdasarkan kisah nyata dengan sedikit perubahan. Untuk Kompetisi Blog #CintaMenginspirasi
Share:

3 komentar: